PRODUKSI TERNAK UNGGAS
|
Nama : Erik Angga Saputra
NPM :
E1C011025
Prodi : Peternakan
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 08 oktober 2012
Pencernaan, Respirasi, Reproduksi dan
Urinaria
Unggas.
Dosen : Ir. Kususiyah, MS
Ir. Hardi Prakoso, MP
Co. Ass : Novita
Rocky Ekstander
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
kegiatan praktikum yang dilakukan pada acara 4, 6, 7, 8 dan 9 sekaligus yang
dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Peternakan UNIB. Adapun tahapan
acara tersebut dimulai dari Pengenalan
Anatomi dan Struktur Urat Daging Unggas, Pengenalan Anatomi dan
Struktur Pencernaan Unggas,Pengenalan Anatomi dan Struktur Respirasi Unggas, dan Pengenalan
Anatomi dan Struktur Urinaria Unggas,
ü URAT
DAGING UNGGAS :
Urat
daging dalam bahasa latinnya Musculi mempunyai fungsi sebagai kontraksi
dan relaksasi.Hubungan urat
daging satu dengan lainnya tidak erat, hanya dihubungkan dengan jaringan ikat yang tipis. Urat
daging tidak mempunyai otot bibir, dagu, hidung, kuping luar, sehingga tidak mempunyai expresi muka, Sebaliknya jaringan mastikasi tumbuh dengan baik untuk
pergerakan paruh, Urat daging bagian dada tumbuh
lebih subur, karena sering berkontraksi untuk terbang. Sangat bermanfaat untuk peenciptaan strain pedaging. Kandungan
myoglobin lebih sedikit, sebaliknya imyoglobin
lebih banyak, sehingga warna daging menjadi lebih putih.
Hubungan
urat daging satu dengan urat daging laiinya pada urat daging unggas tidak erat seperti pada urat daging
mamlia.Karena hanya dihubungkan dengan jaringan ikat yang tipis sehingga urat daging unggas mudah
dilepaskan.Warna daging unggas ada yang
merah muda dan ada yang merah tua.Pada umumnya urat daging kaki berwarna merah tua sedang pada urat daging dada berwarna
lebih muda.
ü PENCERNAAN
UNGGAS :
Sistem
pencernaan unggas terdiri dari saluran pencernaan dan alat pencernaan tambahan. Salah satu ciri khas yang
membedakan ternak unggas dengan ternak lain adalah
adanya gizzard pada bagian saluran pencernaannya
ü RESPIRASI
UNGGAS :
Berbeda
dengan mamalia, sistem pernafasan pada unggas paru-parunya akan melanjutkan diri menjadi kantong
membranosa yang disebut saccus pnematiccus.Saccus
ini menghubungkan diri ke dalam rongga-ronga dalam tulang tertentu
ü REPRODUKSI
UNGGAS :
Dalam kegiatan Pengenalan Anatomi dan
Struktur Sistem Reproduksi, kami mengamati 2 jenis unggas, yaitu ayam dan puyuh
(Jantan dan Betina) serta pengamatan terhadap berbagai macam telur
abnormalitas.
Organ sistem reproduksi unggas betina
terdiri dari satu ovarium dan satu saluran reproduksi yang berperan sebagai
tempat pembentukan telur.Organ sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari 2
buah testis dan 2 saluran reproduksi.
ü URINARIA
UNGGAS :
Organ sistem urinaria unggas terdiri
atas 2 buah ginjal dan 2 buah ureter, tidak mempunyai kantong urin.Ginjal
unggas berwarna coklat tua, lunak, dan masing-masing mempunyai 3 lobus,
terletak pada legokan bagian ventral os lumbosacral dan melebar ke
belakang.Ureter merupakan saluran kecil dan bermuarapada cloaca bagian urodeum.
1.2
Tujuan Praktikum
·
Untuk mengetahui anatomi struktur bulu unggas
·
Untuk mengetahui warna dan struktur anatimi
kulit unggas
·
Untuk Mengetahui anatomi dan struktur kerangka
unggas
·
Untuk mengetahui perbedaan anatomi kerangka
unggas air dan darat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengenalan
Anatomi dan Struktur Urat DagingUnggas
Kaki dari beberapa spesies burung tertentu biasanya terbentuk atas zat kapur.Gastrocnemius, atau Achilles, tendon dari kalkun domestik,
Meleagris gallopavo, adalah salah satu contohnya. Ini adalah struktur dan sifat
biomekanis telah dipelajari untuk model sifat adaptif tendon ini untuk kekuatan
eksternal, termasuk cara-cara yang terjadi deposisi mineral dan mineralisasi
mungkin memainkan peran fungsional dalam jaringan ini. Secara struktural, bulat
distal, bifurkasio gastrocnemius tebal menjadi dua segmen proksimal yang lebih
kecil yang mengisikan dgn mineral dengan waktu. deposisi mineral terjadi pada
atau dekat bifurkasi itu, melanjutkan ke arah distal ke proksimal sepanjang
segmen terhadap insersi otot medial ekor dan pinggul burung. Mineral formasi
pertama muncul dimediasi oleh vesikel matriks ekstraseluler dan kemudian oleh
tipe aku fibril kolagen. Analisis biomekanik menunjukkan kekuatan tarik rendah
dan modulus untuk gastrocnemius distal tebal dibandingkan dengan sempit, segmen
proksimal berbentuk kipas. mineralisasi Tendon sini tampaknya strain-induced,
kekuatan otot menyebabkan deformasi matriks konseptual mengarah ke kalsium
mengikat melalui pemaparan kelompok dikenakan pada kolagen, pelepasan kalsium
diasingkan oleh proteoglikan, dan difusi meningkat. Fungsional, tendon
mineralisasi batas deformasi tendon lebih lanjut, mengurangi ketegangan tendon
pada tegangan tertentu, dan menyediakan kapasitas dukung beban yang lebih besar
untuk jaringan. Mereka juga menjadi penting dan efisien waduk penyimpanan
energi elastis, meningkatkan jumlah energi elastis disimpan oleh mencegah jenis
fleksibel saya daerah kolagen dari peregangan dan melestarikan energi otot
selama tenaga dari binatang.
(Sumber :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12485697,
2010)
Pengenalan
Anatomi dan Struktur Pencernaan Unggas
Pencernaan adalah penguraian bahan
makanan ke dalam zat-zat makanan dakam saluran pencernaan untuk dapat diserap
dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu
seri proses mekanis dan khemis dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Unggas
mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan.Makanan tersebut
disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan
proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal.Tidak ada enzim pencernaan
yang dikeluarkan oleh empedal unggas.Fungsi utama alat tersebut adalah untuk
memperkecil ukuran partikel-partikel makanan.Dari empedal, makanan bergerak
melalui lekukan usus yang disebut duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan
pankreas.Pankreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas
seperti halnya pada spesies-spesies lainnya.Alat tersebut menghasilkan getah
pankreas dalam jumlah banyak yang mengandung enzim-enzim amilolitik, lipolitik
dan proteolitik.Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak,
proteosa dan pepton.Empedu hati yang mengandung amilase, mamasuki pula duodenum.
Bahan
makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah
usus.Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang memecah
gula.Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam
amino, enzim yang memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-gula
sederhana (monosakharida) yang kemudian dapat diasimilasi tubuh.Penyerapan
dilaksanakan melalui villi usus halus.
Unggas
tidak mengeluarkan urine cair.Urine pada unggas mengalir ke dalam kloaka dan
dikeluarkan bersama-sama feses.Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam
sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine mammalia kebanyakan
adalah urine. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas digambarkan
pada proses pencernaan yang cepat (lebih kurang empat jam).
Pengenalan
Anatomi dan Struktur Sistem Respirasi Unggas
Sistem respirasi pada ayam terdiri
dari nasal cavities, larynx, trachea (windpipe), syrinx (voice box), bronchi,
bronchiale dan bermuara di alveoli. Oleh karena unggas memerlukan energi yang
sangat banyak untuk terbang, maka unggas memiliki sistem respirasi yang
memungkinkan untuk berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat besar per unit
hewan. Untuk melengkapi kebutuhan oksigen yang tinggi tersebut maka anatomi
dan fisiologi sistem respirasi unggas sangat berbeda dengan mammalia.
Perbedaan utama adalah fungsi paru-paru. Pada mammalia, otot diafragma
berfungsi mengontrol ekspansi dan kontraksi paru-paru. Unggas tidak memiliki
diafragma sehingga paru-paru tidak mengembang dan kontraksi selama ekspirasi
dan inspirasi. Paru-paru hanyalah sebagai tempat berlangsungnya pertukaran gas
di dalam darah (Sembiring, 2009).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke
paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antartulang rusuk
(interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke
bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar
rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang
mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal
di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi-pundi hawa sebagai
cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru - paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru - paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Pengenalan
Anatomi dan Struktur Sistem Reproduksi Unggas
Alat reproduksi ayam jantan dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu sepasang
testis, sepasang saluran deferens, dan kloaka.
1. Testis
Testis
ayam jantan terletak di rongga badan dekat tulang belakang, melekat pada bagian
dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium, berdekatan
dengan aorta dan vena cavar, atau di belakang paru-paru bagian depan dari
ginjal. Meskipun dekat dengan rongga udara, temperatur testis selalu 41o - 43o
C karena spermatogenesis (pembentukan sperma) akan terjadi pada temperatur
tersebut.
Testis
ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem.Testis terbungkus oleh
dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang lunak.Bagian dalam dari
testid terdiri atas tubuli seminiferi (85% – 95% dari volume testis), yang
merupakanan tempat terjadinya spermatogenesis, dan jaringan intertitial yang
terdiri atas sel glanduler (sel Leydig) tempat disekresikannya hormon steroid,
androgen, dan testosteron.Besarnya testis tergantung pada umur, strain, musim,
dan pakan.
2. Saluran Deferens
Saluran
deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang merupakanan muara
sperma dari testis, serta bagian bawah yang merupakanan perpanjangan dari
saluran epididimis dan dinamakan saluran deferens.
Saluran
deferens ini akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang
berseberangan dengan urodium dan koprodeum.Di dalam saluran deferens, sperma
mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan.Pemasakan dan penyimpanan
sperma terjadi pada 65% bagian distal saluran deferens.
3. Alat Kopulasi
Alat
kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali
pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12-18 cm. Pada papila ini juga
diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya
kopulasi.
Mekanisme Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses
pembentukan sel sperma yang terjadi di epitelium (tubuli) seminiferi di bawh
kontrol hormon gonadotropin dan hipofisis (pituitaria bagian depan). Tubuli
seminiferi ini terdiri atas sel sertoli dan sel germinalis.Spermatogenesis
terjadi dalam tiga fase, yaitu fase spermatogenial, fase meiosis, dan fase
spermiogenesis yang membutuhkan waktu 13 – 14 hari.
Reproduksi
ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct.Pada ovarium terdapat banyak
folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar
kerabang telur dan vagina (Nalbandov, 1990). Secara lengkap oviduct dan
ovarium digambarkan oleh Nesheim et al. (1979)
Ovarium
Ovarium
terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga perut pada
garis punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan kuning telur
atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri atas dua lobus besar yang banyak mengandung
folikel-folikel (Nalbandov, 1990). Ovarium biasanya terdiri dari 5 sampai 6
ovum yang telah berkembang dan sekitar 3.000 ovum yang belum masak yang
berwarna putih (Akoso, 1993).
Yolk
merupakanan tempat disimpannya sel benih (discus germinalis) yang posisinya
pada permukaan dipertahankan oleh latebra. Yolk dibungkus oleh suatu
lapisan membran folikuler yang kaya akan kapiler darah, yang berguna untuk
menyuplai komponen penyusun yolk melalui aliran darah menuju discus germinalis.
Ovum juga dibungkus oleh suatu membran vitelina dan pada ovum masak membran
vitelina dibungkus oleh membran folikel.Bagian yolk mempunyai suatu lapisan
yang tidak mengandung pembuluh kapiler darah yang disebut stigma. Pada bagian
stigma inilah akan terjadi perobekan selaput folikel kuning telur, sehingga
telur akan jatuh dan masuk ke dalam ostium yang merupakanan mulut dari
infundibulum (Nesheim et al., 1979).
Perkembangan
kuning telur dimulai setelah oocyt (discus germinalis) berkembang secara
perlahan-lahan pada hari ke-10 sampai 8 sebelum ovulasi, dengan adanya
penimbunan zat-zat makanan. Pada hari ke- 7 sampai 4 sebelum ovulasi
pembentukan yolk terjadi sangat cepat.Pada hari ke-7 sampai 6 sebelum ovulasi
yolk, sebesar 1/10 kali yolk masak. Pada hari ke-6 sebelum ovulasi terjadi
lapisan konsentris yolk dan diameter yolk berkembang dari 6 sampai 35 mm.
Lapisan konsentris terdiri dari lapisan putih dan kuning yang dipengaruhi oleh
perbedaan xanthophyl pakan dan periode siang malam. Pada hari ke-4 sebelum
ovulasi yolk sudah berebentuk sempurna seperti pada yolk masak.
Pada hari ke-3 penimbunan komponen yolk mulai lambat dan berhenti sama sekali
pada hari ke-1 sebelum ovulasi dengan diameter sekitar 40 mm (Nesheim et al.,
1979). Proses perkembangan folikel yolk ini dipengaruhi oleh hormon pituitari
setelah terjadinya kematangan seksual pada ayam betina (Nalbandov, 1990).
Ovarium menghasilkan beberapa hormon pada saat perkembangannya, folikel-folikel
pada ovarium ini berkembang karena adanya FSH (Follicle-Stimulating Hormone)
yang diproduksi oleh kelenjar pituitari bagian anterior (Nesheim et al.,
1979).Anak ayam belum dewasa mempunyai oviduk yang masih kecil dan belum
berkembang sempurna. Perlahan lahan oviduk akan mengalami perkembangan dan
sempurna pada saat ayam mulai bertelur, dengan dihasilkannya FSH tersebut
(Akoso, 1993).
Setelah ayam dewasa ovarium juga memproduksi hormon estrogen. Hormon estrogen
memacu pertumbuhan saluran reproduksi dan merangsang terjadinya kenaikkan Ca,
protein, lemak dan substansi lain dalam darah untuk pembentukan telur. Estrogen
juga merangsang pertumbuhan tulang pinggul dan brutu.Progresteron juga
dihasilkan oleh ovarium, yang berfungsi sebagai hormon releasing factor di
hipothalamus untuk membebaskan LH dan menjaga saluran telur berfungsi normal
(Akoso, 1993).
Oviduk
Oviduk terdapat sepasang dan
merupakanan saluran penghubung antara ovarium dan uterus.Pada unggas oviduk
hanya satu yang berkembang baik dan satunya mengalami rudimeter.Bentuknya
panjang dan berkelok-kelok yang merupakanan bagian dari ductus Muller.Ujungnya
melebar membentuk corong dengan tepi yang berjumbai (Nalbandov, 1990). Oviduk
terdiri dari lima bagian yaitu: infundibulum atau funnel, magnum, ithmus,
uterus atau shell gland dan vagina (Nesheim et al., 1979)
Oviduk
mempunyai struktur yang kompleks untuk menghasilkan bahan sekitar 40 g (10 g
padat dan 30 g air) dalam waktu sekitar 26 jam.Secara garis besar terdiri
lapisan perotoneal eksternal (serosa), lapisan otot longitudinal luar dan sirkuler
dalam, lapisan jaringan pengikat pembawa pembuluh darah dan syaraf, serta
lapisan mukosa yang melapisi seluruh duktus.Pada ayam muda mukosa bersifat
sederhana tanpa lekukan maupun lipatan.Pada saat mendekati dewasa kelamin serta
mendapat stimulus dari estrogen dan progresteron, maka oviduk menjadi sangat
kompleks dengan terbentuknya ikatan-ikatan primer, sekunder dan tersier.Pada
puncak aktivitas sekresinya, sel-sel menunjukkan bentuk variasinya dari
kolumner tinggi sipleks sampai kolumner transisional yang memiliki silia.
Oviduk unggas tidak dapat membedakan antara ovum dengan benda-benda asing,
sehingga akan tetap mensekresikan albumen, kerabang lunak dan kerabang keras
disekitar benda asing tersebut (Nalbandov, 1990).
Infundibulum
Infundibulum adalah bagian teratas dari
oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm (North, 1978).Infundibulum berbentuk
seperti corong atau fimbria dan menerima telur yang telah diovulasikan.Pada
bagian kalasiferos merupakanan tempat terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan
yang tersusun dari dua tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning
telur sampai ke kutub-kutub telur (Nalbandov 1990).Pada bagian leher
infundibulum yang merupakanan bagian kalasiferos juga merupakanan tempat
penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus
dan vagina.Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi
(Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Infundibulum selain tempat ovulasi juga
merupakanan tempat terjadinya fertilasi. Setelah fertilasi, ovum akan mengalami
pemasakkan setelah 15 menit di dalam infundibulum, dan dengan gerak peristaltik
ovum yang terdapat pada yolk akan masuk ke bagian magnum (Nesheim et al.,
1979).
Magnum. Magnum merupakanan saluran
kelanjutan dari oviduk dan merupakanan bagian terpanjang dari oviduk.
Batas antara infundibulum dengan magnum tidak dapat terlihat dari luar
(Nalbandov, 1990).
Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm
dan tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam magnum
sekitar 3 jam (North, 1978).
Albumen padat yang kaya akan mucin
disekresikan oleh sel goblet yang terletak pada permukaan mukosa magnum dan
jumlah albumen yang disekresikan sekitar 40 sampai 50% total albumen telur.
Ithmus.Setelah melewati infundibulum
telur masuk ke dalam Ithmus. Antara ithmus dan magnum terdapat garis
pemisah yang nampak jelas yang disebut garis penghubung ithmus-magnum
(Nalbandov, 1990).
Panjang ithmus sekitar 10 cm dan
merupakanan tempat terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak
tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya
mikroorganisme ke dalam telur (North, 1978).Membran sel yang terbentuk terdiri
dari membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam ithmus juga disekresikan
air ke dalam albumen. Calon telur di dalam ithmus selama 1,25 jam
(Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Dua lapisan membran sel telur saling
berhimpit dan ada bagian yang memisah/melebar membentuk bagian yang disebut
rongga udara (air cell), air cell akan berkembang mencapi 1,8 cm. Rongga udara
bisa digunakan untuk mengetahui umur telur dan besar telur (North, 1978).
Uterus.Uterus merupakanan bagian
oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di dalam uterus telur
mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam kalsium (Nalbandov,
1990). Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan
merupakanan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu
sekitar 18 sampai 20 jam (North, 1978).
Selain pembentukan kerabang pada uterus
juga terjadi penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral,
vitamin dan air melalui dinding
uterus dan secara osmosis masuk ke
dalam membran sel. Pada uterus terjadi penambahan albumen antara 20 sampai 25%
(North, 1978).
Deposisi kalsium sudah terjadi sebagian
kecil di ithmus dan dilanjutkan di uterus. Deposisi terjadi pada bagian inner
shell, lapisan mammillary (berupa kristal kalsit) yang membetuk lapisan
material berongga. Komposisi komplit dari kerabang telur berupa kalsit (CaCO3),
dan sedikit sodium, potasium dan magnesium (North, 1978).
Formasi terbentuknya kerabang telur
dengan adanya ketersediaan ion kalsium dan ion carbonat didalam cairan
uterus yang akan membentuk kalsium karbonat. Sumber utama ion karbonat
terbentuk karena adanya CO2 dalam darah hasil metabolisme dari sel yang
terdapat pada uterus, dan dengan adanya H2O, keduanya dirombak oleh enzim
carbonic anhydrase (dihasilkan pada sel mukosa uterus) menjadi ion bikarbonat
yang akhirnya menjadi ion karbonat setelah ion hidrogen terlepas. Beberapa
hubungan antara kalsium dalam darah, CO2 dan ion bikarbonat di dalam uterus
dalam peristiwa pembentukan kerabang telur dapat dilihat pada gambar 19. Untuk
itu pada ayam petelur perlu diperhatikan bahwa kebutuhan kalsium terutama harus
disediakan pada pakan, karena jika kekurangan kalsium akan mengambil dari
cadangan kalsium pada tulang (Nesheim et al., 1979).
Pembentukan
kerabang juga diikuti dengan pewarnaan kerabang. Warna dominan dari
kerabang telur adalah putih dan coklat,
yang pewarnaannya tergantung pada genetik setiap individu (North,
1978). Pigmen kerabang (oopirin) dibawa oleh darah (50 –70%) dan
disekresikan saat 5 jam sebelum peneluran. Pembentukan kerabang berakhir dengan
terbentuknya kutikula yang disekresikan sel mukosa uterus berupa material
organik dan juga mukus untuk membentuk lapisan selubung menyelimuti telur yang
akan mempermudah perputaran telur masuk ke vagina. Pada kutikula terdapat
lapisan porus yang berguna untuk sirkulasi air dan udara.
Vagina.Bagian akhir dari oviduk
adalah vagina dengan panjang sekitar 12 cm (North, 1978).Telur masuk ke bagian
vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang sempurna (di dalam
uterus).Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus
yang berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri dapat
dicegah.Kemudian telur dari vagina keluar melalui kloaka (Nalbandov, 1990).
Pengenalan
Anatomi dan Struktur Sistem Urinaria Unggas
Beberapa perbedaan dengan mammalia
tampak jelas adanya antara lain :
Ø
Bentuk ginjal yang agak komplek,
terdiri dari 3-4 lobus
Ø Tidak memiliki vesica urinaria dan
urethra jadi urine dari ureter langsung masuk kloaka
(urodeum)
Ø
Urine yang dihasilkan agak kental,
sednagkan pada mamalia lebih bersifat cair.
Pada ayam terdapat sepasang ginjal multilober erat hubungannya dengan cillumna vertebralis dan
ilia, terletak kaudal dari paru-paru. Warnanya kecoklatan dan konsistensinya lunak sehingga mudah
rusak pada proses pengeluaran dari tempatnya.
ilia, terletak kaudal dari paru-paru. Warnanya kecoklatan dan konsistensinya lunak sehingga mudah
rusak pada proses pengeluaran dari tempatnya.
1. Ginjal
Bagian paling luar adalah kapsula, serabut halus keluar dari kapsula menyisip
parenkhim ginjal bersama pembuluh darah.Renal tubulus dianggap identik dengan
nefron pada mamalia. Terdiri dari :
a. Korpuskuli renalis dengan glomeruli
relatif lebih kecil dari mamalia.
b. Tubuli kontorti proksimalis, berepithel
kubis dengan brush border, inti ditengah dan
sitoplasma
b berbutir halus, diduga butir-butir urat.
b berbutir halus, diduga butir-butir urat.
c. Jerat henle memiliki epithel sama,
hanya berbeda dalam brush border, jerat henle tidak
memiliki
b brush border, tetapi pada sitoplasma terdapat vakuola.
b brush border, tetapi pada sitoplasma terdapat vakuola.
d. Tubuli konturti distalis memiliki lumen
lebih luas, epithelnya lebih pucat dan berbentuk
kubis.
Alat penyalur mulai dari duktuli koligentes dengan epithel kubis, terus ke
duktus Bellini dan akhirnya masuk ureter.
2. Ureter
Selaput lendir ureter membentuk lipatan memanjang (longitudinal) dengan epithel
banyak baris.Pada tunika propria sebagaimana pada bangsa burung banyak
ditemukan lymphosit.
Tunika muskularis terdiri atas otot
polos, lapis terluar adalah adventitia.Ureter sebelum memasuki ginjal
bercabang-cabang menuju masing-masing lobus.Ureter sebenarnya pendek dan lurus,
bermuara kedalam uredeum medial dari duktus deferens pada hewan jantan, dan
medial dari oviduktus pada hewan betina.
BAB III
METODELOGI
PENELITIAN
3.1
Bahan dan Alat :
Pengenalan Anatomi
dan Struktur Urat DagingUnggas :
§ Itik
§ Kaca pembesar
§
Pisau
§
Talenan
§
Timbangan
Pengenalan Anatomi
dan Struktur SistemPencernaanUnggas :
§
Ayam boiler jantan & betina
§
Puyuh jantan & betina
§
Itik jantan & betina
§
Lup
§
Pisau
§
Talenan
§
Timbangan
Pengenalan Anatomi
dan Struktur SistemRespirasiUnggas :
§
Ayam jantan & betina
§
Itik Jantan & betina
§
Puyuh jantan & betina
§
Lup
§
Pisau
§
Talenan
§
Timbangan.
Pengenalan Anatomi dan Struktur SistemReproduksi
Unggas :
§
Ayam jantan & betina
§
Itik Jantan & betina
§
Puyuh jantan & betina
§
Lup
§
Pisau
§
Talenan
§
Timbangan.
Pengenalan
Anatomi dan Struktur SistemUrinariaUnggas :
§ Ayam ras
petelur
§ Itik betina
§
Lup
§
Pisau
§
Talenan
§
Timbangan.
3.2Metode Pengamatan :
Pengenalan Anatomi
dan Struktur Bulu Unggas :
§ Ambil sehelai bulu bagian
kepala, leher, badan, dan sayap, kemudian amati bagian bagiannya .
§ Gambar anatomi dan struktur
bulunya.
Pengenalan Anatomi
dan Struktur SistemPencernaan Unggas :
§
Timbang berat badan unggas yang
tersedia, potong, bului, selanjutnya keluarkan isi perutnya
§
Amati bagian pencernaan dari
mulut sampai bagian vent
§
Amati alat pencernaan tambahan
(hati & pancreas)
§
Gambar semua bagian bagian organ
pencernaan dan sebutkan namanya.
§
Ukur panjang usus bagian
duodenum,yeyenum, ileum, ceceum dan usus beesarnya
§
Keluarkan isi saluran pencernaan
kemudian timbang beratnya,
§
Timbang berat hati & panlreasnya.
Pengenalan
Anatomi dan StrukturSistemRespirasiunggas :
§
Letakkan unggas yang telah dibedah dengan posisi
terbaring
§
Belah dada menjadi dua (kiri & kanan)
selanjutnya kuakkan sehingga Nampak paru parunya.
§
Kemudian amati system respirasi dan gambar
bagian bagiannya,
§
Lalu lepas saluran respirasi dan paru parunya
dari tubuh selanjutnya timbang,
Pengenalan Anatomi dan StrukturSistemReproduksiunggas
:
§
Unggas yang telah dibedah, diletakkan diatas
nampan dengan posisi terlentang
§
Amati posisi organ reproduksi masing masing dan
sebutkan bagian bagiannya,
§
Pada betina amati ovariumnya, berapa banyak
jumlah ovarium yang ada dipermukaan ovarium tersebut
§
Amati bagian stigmanya
§
Amati jenis abnormalitas dari jumlah telur yang
tersedia.
Pengenalan Anatomi dan StrukturSistem
Urinariaunggas :
§
Amati organ system urinaria pada unggas yang
telah tesedia,
§
Lalu gambar dan sebutkan bangian- bagiannya !!
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan :
Dari
hasil praktikum yang telah diujikan pada acara 2, 3 dan 5 tentang Pengenalan Anatomi dan Struktur Bulu
Unggas, Pengenalan Anatomi dan
Struktur Kulit Unggas,Pengenalan Anatomi dan Struktur Kerangka UnggasMaka dapat
dibahas :
§ Pengenalan
Anatomi dan Struktur Urat Daging Unggas :
Hubungan urat daging satu dengan
lainnya tidak erat, hanya dihubungkan dengan
jaringan ikat yang tipis. Urat daging tidak meempunyai otot bibir, dagu,
hidung, kuping luar, sehingga tidak mempunyai expresi muka, Sebaliknya
jaringan mastikasi tumbuh dengan baik untuk pergerakan paruh, Urat daging
bagian dada tumbuh lebih subur, karena sering berkontraksi untuk terbang.
Sangat bermanfaat untuk peenciptaan strain pedaging. Kandungan myoglobin lebih
sedikit, sebaliknya imyoglobin lebih banyak, sehingga warna daging menjadi
lebih putih.
Hubungan
urat daging satu dengan urat daging laiinya pada urat daging unggas tidak erat seperti pada urat daging
mamlia.Karena hanya dihubungkan dengan jaringan ikat yang tipis sehingga urat daging unggas mudah
dilepaskan.Warna daging unggas ada yang
merah muda dan ada yang merah tua.Pada umumnya urat daging kaki berwarna merah tua sedang pada urat daging dada berwarna
lebih muda.
§ Pengenalan
Anatomi dan Struktur Sistem Pencernaan Unggas :
Sistem
pencernaan unggas terdiri dari saluran pencernaan dan alat pencernaan tambahan. Salah satu ciri khas yang
membedakan ternak unggas dengan ternak lain adalah
adanya gizzard pada bagian saluran pencernaannya
§ Pengenalan
Anatomi dan Struktur Sistem Respirasi Unggas :
Berbeda
dengan mamalia, sistem pernafasan pada unggas paru-parunya akan melanjutkan diri menjadi kantong
membranosa yang disebut saccus pnematiccus.Saccus
ini menghubungkan diri ke dalam rongga-ronga dalam tulang tertentu
§ Pengenalan
Anatomi dan Struktur Sistem Reproduksi Unggas :
Dalam kegiatan Pengenalan Anatomi dan
Struktur Sistem Reproduksi, kami mengamati 2 jenis unggas, yaitu ayam dan puyuh
(Jantan dan Betina) serta pengamatan terhadap berbagai macam telur
abnormalitas.
Organ sistem reproduksi unggas betina
terdiri dari satu ovarium dan satu saluran reproduksi yang berperan sebagai
tempat pembentukan telur.Organ sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari 2
buah testis dan 2 saluran reproduksi.
§ Pengenalan
Anatomi dan Struktur Sistem Urinaria Unggas :
Organ sistem urinaria unggas terdiri atas
2 buah ginjal dan 2 buah ureter, tidak mempunyai kantong urin.Ginjal unggas
berwarna coklat tua, lunak, dan masing-masing mempunyai 3 lobus, terletak pada
legokan bagian ventral os lumbosacral dan melebar ke belakang. Ureter merupakan
saluran kecil dan bermuarapada cloaca bagian urodeum.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah diujikan maka dapat disimpulkanbahwa :
§ Pengenalan
Anatomi dan Struktur Urat Daging Unggas :
Urat daging tidak meempunyai otot
bibir, dagu, hidung, kuping luar, sehingga tidak mempunyai expresi muka,
Sebaliknya jaringan mastikasi tumbuh dengan baik untuk pergerakan paruh, Urat
daging bagian dada tumbuh lebih subur, karena sering berkontraksi untuk
terbang. Sangat bermanfaat untuk penciptaan strain pedaging. Kandungan
myoglobin lebih sedikit, sebaliknya imyoglobin lebih banyak, sehingga warna
daging menjadi lebih putih.
Warna daging unggas ada yang merah muda dan ada yang merah
tua.Pada umumnya urat daging kaki berwarna merah
tua sedang pada urat daging dada berwarna lebih muda.
§ Pengenalan
Anatomi dan Struktur Sistem Pencernaan Unggas :
Sistem pencernaan unggas terdiri dari
saluran pencernaan dan alat pencernaan tambahan. Salah satu ciri khas yang
membedakan ternak unggas dengan ternak lain adalah adanya gizzard pada bagian
saluran pencernaannya
§ Pengenalan
Anatomi dan Struktur Sistem Respirasi Unggas :
Berbeda
dengan mamalia, sistem pernafasan pada unggas paru-parunya akan melanjutkan diri menjadi kantong
membranosa yang disebut saccus pnematiccus.Saccus
ini menghubungkan diri ke dalam rongga-ronga dalam tulang tertentu
§ Pengenalan
Anatomi dan Struktur Sistem Reproduksi Unggas :
Organ sistem reproduksi unggas betina
terdiri dari satu ovarium dan satu saluran reproduksi yang berperan sebagai
tempat pembentukan telur.Organ sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari 2
buah testis dan 2 saluran reproduksi.
Nama
Organ reproduksi betina :
1. Infudibulum
2. Magnum (putih telur)
3. Istmus (membrane kulit telur)
4. Uterus
5. Vagina
6. Rectum
7. Cloaca
§ Pengenalan
Anatomi dan Struktur Sistem UrinariaUnggas :
Beberapa perbedaan dengan mammalia
tampak jelas adanya antara lain :
Ø Bentuk
ginjal yang agak komplek, terdiri dari 3-4 lobus
Ø
Tidak memiliki vesica urinaria dan
urethra jadi urine dari ureter langsung masuk kloaka (urodeum)
Ø
Urine yang dihasilkan agak kental,
sednagkan pada mamalia lebih bersifat cair Pada ayam
terdapat sepasang ginjal multilober erat hubungannya dengan cillumn vertebralis dan ilia, terletak
kaudal dari paru-paru. Warnanya kecoklatan dan konsistensinya lunak sehingga mudah rusak pada
proses pengeluaran dari tempatnya.
terdapat sepasang ginjal multilober erat hubungannya dengan cillumn vertebralis dan ilia, terletak
kaudal dari paru-paru. Warnanya kecoklatan dan konsistensinya lunak sehingga mudah rusak pada
proses pengeluaran dari tempatnya.
5.1 Saran
Semoga
diakhir praktikum ini semua mahasiswa sudah mengerti perbedaan urat daging,
pencernaan, respirasi, reproduksi dan urinaria.
DAFTAR PUSTAKA
·
Prakoso.Hardi, 2012.Materi Perkuliahan Produksi
Ternak Unggas
Fakultas Peternakan Universitas Bengkulu.
Bengkulu.
· (Sumber)
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12485697,2010/diakses
pada hari rabu 28 november 2010 pada jam 21:23 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar