LAPORAN PRAKTIKUM
Nutrisi Ternak Dasar
|
Nama : Erik Angga Saputra
NPM :
E1C011025
Prodi : Peternakan
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 17 Desember 2012
Dosen : Drs.Yossi Fenita.Mp
Co. Ass : Sistanto
Puput Anggraini
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
II.Abstrak
Praktikum ini dilakukan bertujuan agar
kita bisa mengetahui bagaimana kinerja dari pada nutrisiternak dasar itu
terjadi dan kita bisa merasakan bagaimana melakukan penelitian sendiri dengan cara melakukan
praktikum.pratikum ini sangat bermanfaat bagi kita karena ini akan membantu
kita nanti saat penelitian skripsi apabila mengambil judul nutrisi ternak, walaupun
belum mengetahui secara keseluruhan tapi setidaknya kita pernah melakukanya
secara seksama di labolatorium jurusan peternakan universitas bengkulu sehingga
kita tidak kaget pada saat penelitian nantinya.
Pratikum ini dilakukan dengan cara
langsung di lab. Dengan melakukan satu
per satu pecboaan perkelompok sampai dengan selesai, dengan sampel kosentratdan
yang di praktikum kan adalah Penetapan Kadar Air,Penetapan Kadar Abu,Penetapan
Kadar Ekstrak Eter (Lemak Kasar), dan Serat Kasar.
Kegiatan ini
memerlukan waktu yang tidak sedikit, selama satu minggu kami menjalankannya,
dengan menggunakan beberapa metode yang nantinya akan mendapatkan hasil sebagai
acuan pemberian pakan ternak yang sesuai dengan kebutuhan hewan ternak.
III. Pendahuluan
Pada Pelaksanaan praktikum ini yang di
lakukan pada hari senin,17 Desember
sampai dengan hari jum’at,21 Desember 2012 . di Laboratorium jurusan Peternakan UNIVERSITAS BENGKULU yang bertujuan
untuk mengalisis suatu bahan atau sampel dengan cara menggunakan suatu metoda analisis kimia untuk
mengidentifikasi kandungan nutrisi.
Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan
atau bahan pangan terutama pada standar zat makanan yang seharusnya terkandung
di dalamnya. Selain itu manfaat dari analisis proksimat adalah dasar untuk
formulasi ransum dan bagian dari prosedur untuk uji kecernaan.
Air adalah pelarut polar yang dapat melarutkan sebagian
besar biomolekul, yang umumnya merupakan senyawa bermuatan atau polar. Air
menyusun hingga 70% atau lebih berat dari kebanyakan organisme. Air
adalah senyawa yang paling berlimpah pada sistem kehidupan. Air murni pada
tekanan 1 atm akan membeku atau meleleh pada suhu 0°C, dan mendidih atau
mengembun pada suhu 100°C. Diantara pelarut-pelarut lainnya, air memiliki titik
leleh, titik didih dan panas penguapan yang tertinggi. Hal ini disebabkan oleh
adanya ikatan hidrogen yang menyebabkan kohesi internal yang kuat pada air
cair. Ikatan hidrogen ini mudah terurai dan terbentuk kembali, sehingga panas
yang diserap air tidak langsung digunakan untuk melepas molekul air menjadi
gas, melainkan digunakan untuk memecahkan ikatan hidrogen antar molekul air,
dan begitu pecah, ikatan ini dapat segera terbentuk kembali, Ikatan ini tidak
akan terbentuk kembali saat suhu air telah mencapai titik didih, dan molekul
air bergerak terlalu cepat (Anonim. 2010)
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau
mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96%
bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur
juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat
menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam
proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena
itulah disebut sebagai kadar abu. Penentuan kadar abu total dapat digunakan
untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu
pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai penentu
parameter nilai gizi suatu bahan makanan. Penggilingan gandum, misalnya,
apabila masih banyak lembaga dan endosperm maka kadar abu yang dihasilkannya
tinggi. Banyaknya lembaga dan endosperm pada gandum menandakan proses
pengolahan kurang baik karena masih banyak mengandung bahan pengotor yang
menyebabkan hasil analisis kadar abu menjadi tidak murni. Kandungan abu juga
dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan dan keaslian bahan yang
digunakan. Kadar abu sebagai parameter nilai gizi, contohnya pada analisis
kadar abu tidak larut asam yang cukup tinggi menunjukan adanya kontaminan atau
bahan pengotor pada makanan tersebut. Penentuan kadar abu dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu pengabuan cara langsung (cara kering) dan pengabuan cara
tidak langsung (cara basah) (Fauzi.M.2006)
Lemak adalah zat
yang tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam khloroform, eter dan
benzena. Lemak berfungsi sebagai pemasok energi bagi tubuh . Untuk itu di dalam
menyusun pakan ternak kandungan lemak didalamnya juga perlu diperhatikan karena
kandungan lemak yang terlalu tinggi/rendah dalam pakan dapat mempengaruhi kondisi
ternak, status faali, status fisiologis dan produksi . Dengan mengetahui
kandungan ternak dalam bahan pakan maka kita
dapat menghitung sesuai dengan kebutuhan. Pakan ternak mengandung serat yang
komposisinya bervariasi. Komposisi serat
tersebut dapat ditentukan denganmenghidrolisis atau mengekstrak contoh dalam
larutan asam dan basa panas.
Serat kasar sangat penting dalam penilaian kualitas bahan
makanan karena angka ini merupakan indeks dan menentukan nilai gizi makanan
tersebut. Selain itu, kandungan serat kasar dapat digunakan untuk mengevaluasi
suatu proses pengolahan, misalnya proses penggilingan atau proses pemisahan
antara kulit dan kotiledon, dengan demikian persentase serat dapat dipakai
untuk menentukan kemurniaan bahan atau efisiensi suatu proses.Sedangkan serat makanan adalah bagian dari bahan
yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim
pencernaan. Serat makanan
adalah serat yang tetap ada dalam kolon atau usus besar setelah proses
pencernaan, baik yang berbentuk serat yang larut dalam air maupun yang tidak
larut dalam air.
IV. Metode
Praktikum
·
Penetapan Kadar Air :
Alat dan Bahan :
-
Cawan
-
Oven
-
Timbangan Analitik
-
Desikator
-
Tang penjepit
-
Sepatula
-
Kosentrat 2 gr
·
Prosedur Kerja :
1.
cawan yang sudah berisi kosentrat sebanyak 2 gr di keringkan
di dalam oven selama 1 jam dengan
suhu 105
2.
kemudian didinginkan di dalam desikator dengan tutup di
lepas selama 1 jam
3.
sesudah dingin,meninbang dalam keadaan tertutup (x gram)
4.
menimbang kosentrat sebanyak 2 gram dalam cawan (Y gram) dan
diKeringkan didalam oven pelngering dengan suhu 150 selama 8 jam
5.
kemudian mengdinginkan didalam desikator selama 1 jam dengan
tutup di lepas.setelah dingin,tutup kembali penimbang,penimbang di ulangi 3
kali per jam sampai beratnya tetap.
·
Penetapan Kadar Abu :
Alat dan Bahan :
-
Silica Dick
-
Tanur
-
Timbangan Analitik Liatrik
-
Desikator
-
Tang penjepit
-
Spatula
-
Kosentrat
·
Prosedur Kerja :
1.
Silika dick yang sudah bersih mengeiringkan di dalam oven pada suhu 150selama 1 jam
2.
Kemudian mendinginkan di dalam desikator selama 1 jam.
Selanjutnya menimbang (X gram)
3.
Kedalam silika dick menimbang bungkil kacang kedelai kedelai
sebanyak 2 gram (Y gram) dan di masukan kedalam tanur. Menyalakan tanur sampai
600 (seperti yang sudah di programkan)
4.
Menginginkan tanur, sehingga suhunya turun menjadi 120, kemudian mendinginkan didalam
desikaor selama 1 jam
5.
Sesudah dinggin, kemudian menimbang sampel ( Z gram )
·
Penetapan Kadar
Estrak Eter (Lemak Kasar) :
Alat dan Bahan :
-
Soklet Sistim HT Ekxtraction unit Teractor dan selongsongnya
-
Labu Penampung
-
Alat pendingin
-
penagas/waterbart
-
Timbangan Analitik
-
Spatula
-
Gelas Arloji
-
Kertas saring bebas lemak
-
Oven
·
Prosedur kerja :
1.
menimbang kertas saring bebas lemak (a gram). Kemudian
tambahkan sampel bungkil kacang kedelai sebanyak 2 gram (b gram ) dan kemudian
membungkus dengan baik sehinga tidak ada ceceran sampel (seperti membungkus
obat puyer)
2.
bungkusan sampel di
oven dengan suhu 150,selama 6 jam.
3.
setelah di oven,kemudian menimbang (dalam keadaan panas)
dengan cepat (c gram),kemudian memasukam kedalam soklet,
4.
labu penampung.Alat Ektraksi dan alat pendinngin di pasang
di letakan di atas pemanas air.kemudian memasukan perroluem benzen (pelarut lemak)
melalui lubang pendingin sampai petroleum benzen seluruhnya turun dan masuk
kedalam labu penampung. Kemudian mengisi lagi sampai setengah bagian dari alat
ektraksi
5.
alirkan air pada labu pendingin, baru kemudian di inkuti
dengan pemanasan labu penampung (penagas/watrbart)
6.
diekstraksi selama 16 jam(sampai petroleum benzen yang ada
didalam alat ektraksi menjadi jernih/tidak berwarna.
7.
setelah diekstraksi, mengeluarkan sampel dan meletakan
sampel di atas gelas arloji kemidan di angginkan sampai kering
8.
oven bungkusan tersebut dengan suhu 150 selama 6 jam
9.
setelah di oven kemudian ditimbang (dalam keadaan panas)
dengan cepat (d gram)
·
Penetapan Kadar
Serat Kasar :
Alat dan Bahan :
-
beker glass 600 ml
-
saringan kain
-
Serat Gelas
-
alat penyaring buchner
-
desikator
-
tanur
-
pompa vacum
-
tang penjepit
-
Timbangan analitik listrik
-
gelas ukur 100 ml
-
corong gelas diameter 10 cm
-
bungkil kacang kedelai
·
REAGENTIA :
-
H2SO4 1,25%
-
NaOH 1,25%
-
Aquades
-
Aceton
-
Etyl Alkohol 95%
·
Prosedur Kerja :
1.
memasukan sampel kosentrat kedalam beaker glass 600 ml ditambah 200 ml
H2SO4 1,25% dan dipasang pada pemanas dan pendingin di alirkan,kemudian
mendidihkan selama 30 menit.
2.
kemudian menyaring dengan kain saring dan memasukan kedalam
beaker glass dengan mencuci kain saring
3.
mencuci beaker glass, hasil saringan beserta serat kasar
(kalau di gunakan) memasukan kedalam beaker glass dan ditambah dengan NaOH
1,25% dan mendidihkan selama 30 menit.
4.
kemudian menyaring dengan mengunakan goock crucible yang sudah dilapisi dengan glasswool, selanjutnya
mencuci dengan dengan bebrapa ml air panas dan kemudian dengan 15 ml etly
alkohol 95%
5.
hasil saringan termasuk serat gelas dalam goodh crucible diangikan sampai kering kemudian dimasukan kedala alatb saring dengan suhu 205 selama satu malam, setelah itu mendinginkan didalam desikator
selama 1 jam,setelah dingin di timbang (Y gram) .
6.
kemudian di abukan didalam tanur dengan suhu 600 selama 2 jam atau sampel berwarna putih (bebas
karbon)
7.
mengeluarkan dan medinginkan beberapa menit sampai suhunya
turun menjadi 120 kemudian mendiginkan didalam desikator selama
1 jam, setelah dinggim kemudian menimbang sampel ( Z gram )
V. Hasil dan
Pembahasan
·
Penetapan Kadar Air :
Nama Sampel : Kosentrat Ayam
|
|
|
Pengamatan atau
ulangan ke
|
I (kode 37)
|
II (kode 36)
|
Berat Cawan
Timbang kosong kering (Xg)
|
22,2568 gr
|
16,6098 gr
|
berat cawan
timbang+sampel (Yg)
|
22,2568 + 2,0045
|
16,6098 + 20,0313
|
berat cawan
timbang+sampel kering (Zg)
|
24,0541
|
18,6411
|
Kadar air (%)
|
11,52 %
|
10,76 %
|
·
Penyelesaian :
Sampel 1 (kode 37) : Sampel
2 (kode 36)
Rumus
Bahan
yang di gunakan dalam percobaan ini adalah Kosentrat sebanyak untuk sampel
pertama 2,0045 gr dan sampel kedua adalah 20,0313 gr. Seharusnya dipenuntun
percobaan ini di lakukan sebanyak 3 kali tapi dalam praktikum ini kami lakukan
4 kali percobaan karena percobaan 1, 2, dan 3 perhitunganya tidak konstan
seharusnya setiap penimbangan menurun ini malah nilai yang di dapat naik turun
makanya didapat kan solusi kami harus mengulang
sebanyak 4 kali. Hal ini mungkin di sebabkan oleh karena dalam waktu
praktikum kami terlalu lama membuka desikator sehingga udara dan oksigen banyak
masuk kedalam desikator dan diserap oleh sampel yang kami gunakan makanya hasil
yang kami dapat selalu berbeda beda. yaitu pada sampel pertama kode 37 didapat
hasil 11,52 % dan pada sampel ke dua kode 36mendapatkan hasil 10,76 % .
·
Penetapan Kadar Abu :
Nama Sampel : Kosentrat Ayam
|
|
|
Pengamatan atau
ulangan ke
|
I (kode 30)
|
II (kode 24)
|
Berat Cawan
Timbang kosong kering (Xg)
|
18,6509 gr
|
17,7545 gr
|
berat cawan
timbang+sampel (Yg)
|
18,6509 + 2,1592
|
17,7545 + 2,0601
|
berat cawan
timbang+sampel kering (Zg)
|
18,9553
|
18,0519
|
Kadar air (%)
|
14,43 %
|
14,09 %
|
·
Penyelesaian :
Rumus =cawan setelah dibakar -
cawan kosong X 100 %
Berat
Sampel
Untuk sampel 1 kode 30 :
Kadar Abu = 18,9553 – 18,6509 X 100%
2,1592
=
0,1409 X 100 %
= 14,09 %
Untuk sampel 2 kode 24 :
Kadar abu = 18,0519 – 17,7545 X
100%
2,0601
= 2,2974X 100 %
2,0601
=
14,43 %
Dalam
percobaan ini masih di gunakan sampel kosentrat ayam pada sampel 1 sebanyak 2,0059 gr dan pada sampel ke 2 sebanyak 2,0601
gr untuk percobaan yang ini tidak
mengalami kesalahan perhitungan waaupun percobaan ini di lakukan daam waktu
yang lama hasi akhir dalam pratikum ini adalah untuk sampel pertama kode 30
yaitu 14,09 % dan untuk sampe kedua kode 24 yaitu 14,43 %.
·
Penetapan Kadar Estrak Eter (Lemak
Kasar)
Nama sampel :
Kosentrat Ayam
|
|
|
Pengamatan / ulangan
ke
|
I
|
II
|
Berat kertas
saring (a gram)
|
0,5845
|
0,5706
|
Berat kertas
saring+sampe (b gr)
|
2,0236 + 0,5845
|
2,0106 + 0,5706
|
Berat kertas
+sampe oven (c gr)
|
2,3054
|
2,3167
|
Berat kertas
sarin+sampel oven ektraksi (d gr)
|
2,2264
|
2,1848
|
Kadar lemak (EE)
|
3,9 %
|
6,5 %
|
Dalam percobaan ini menggunakan
rumus : EE
Dalam percobaan 1 (satu):
Kadar Lemak Kasar EE
= 3,9
%
Dalam percobaan ke 2(dua):
Kadar Lemak Kasar EE
= 6,5 %
Pada percobaan di atas yang telah dilakukan
dengan sampel yang sama yaitu Kosentrat Ayam sampel satu sebanyak 0,5845 gr dan
sampel yang ke dua sebanyak 0,5706 g, Dalam pratikum ini ada sedikit kendala
bagi kami karena mati lampu sekitar 5 menit pada hari pertama dan kedua namun
hal ini tidak masalah namun membuat kami menghabiskan waktu lebih lama prakikum
ini di lakukan selama 16 jam dalam kurung watu 2 hari kami melakukan percobaan
I ni baru dapat menghasilakan angka ahir (hasil akhir ) data yang didapat
adalah pada sampel pertama 3,9 % dan pada sampel ke dua 6,5 % .
·
Penetapan Kadar Serat Kasar :
Nama Sampel : Kosentrat Ayam
|
|
|
Pengamatan atau
ulangan ke
|
I
|
II
|
Berat sampel (Xg)
|
2,0041
|
2,0251
|
berat penyaring +
resdu kering (Yg)
|
30,1257
|
30,3328
|
berat penyaring +
abu(Zg)
|
30,0323
|
30,2377
|
Kadar serat
kasar (SK) %
|
4,6 %
|
4,6 %
|
Untuk Sampel 1 :
Rumus :
Kadar Serat Kasar
= 4,6 %
Untuk Sampel 2 :
Kadar Serat Kasar
= 4,6 %
Dalam
percobaan terakhir ini masih di gunakan sampel kosentrat ayam pada sampel 1
sebanyak 2,0041gr dan pada sampel ke 2
sebanyak 2,0251gr untuk percobaan yang terakhir
ini tidak mengalami kesalahan perhitungan waaupun percobaan ini di lakukan daam
waktu yang lama hasi akhir dalam pratikum ini adalah untuk sampel pertama yaitu
4,6 % dan untuk sampel kedua yaitu 4,6 %
jadi dapat kami simpulkan bahwa data yang kami peroleh adalah konstan.
IV.
Penutup
·
Kesimpulan :
Dari pratikum yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa:
Penetapan kadar abu :
Dapat di simpulkan bahwa
percobaan ini di katakan kurang sukses karena yang seharusnya kami melakukan
percobaan sebanyak 3 kali ini di lakukan sebanyak 4 kali karena pada saat
penimbangan kami kurang hati hati dalam membuka desikator sehingga desikator
telalu lama terbuka dan air atau oksigen banyak masuk kedalam sampel pecobaan
kami ini menyebabkan perhitungan kami banyhak yang error yang seharusnya
perhitungan kami turun ini malah naik turun dan pada percobaan ke 4 kami
mendapatkan data yaitu pada sampel pertama 11,52 % dan pada sampel kedua yaitu
10,76 %.
Penetapan kadar abu data:
Percoban kedua pada penetapan
kadar abu pada sampel 1 dan 2 adalah 2,1592&
2,0601 setelah di percobaan di dalam tanur dengan suhu 600 sampai dengan suhu dan setelah di lakukan perhitungan hasil akhir
yang didapat adalah 14,43 % dan untuk sampel dua adalah 14,09 %.
Penetapan kadar estrak eter
(lemak kasar)
Pecobaan ke tiga penetapan kadar
estrak eter (lemak kasar) didapatkan hasilakhir 3,9% untuk sampel dua 6,5 %. percobaan ini memerlukan waktu yang lebih
karena pada saat pecobaan di lakukan ada insiden mati lampu sekita 5 menit
sehinga percobaan yang kami lakukan di ulang hingga tetes pertama lagi.
Penetapan kadar serat kasar :
Pada percobaan yang terakhir
penetapan kadar serat kasar dari hasil penimbangan pertama 2,0041gr untuk
sampel 1 & 2,0251 untuk sampel dua. Dalam percobaan ini sampel di larutkan
dengan H2SO4 dan NaOH data yang di dapat setelah di lakukan uji coba dan sudah
di hitung secara manual dengan mengunakan rumus yang telah di tentukan adalah
4,6% untuk sampel satu & 4,6% untuk sampel dua dan dapat disimpulkan pada
perbcobaan yang terakhir yaitu konstan.
·
Saran
Alangkah
baiknya bila waktu yang telah diberikan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
agar data yang diperoleh akurat/konstan.
VII.Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Water Altitude Bioling Point Calculator.
Fauzi M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian.
Jember: FTP UNEJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar