Sabtu, 29 Desember 2012

LAPORAN PRAKTIKUM Nutrisi Ternak Dasar - Penetapan Kadar Abu, Kadar Air,kadar estrak eter (lemak kasar), dan Serat Kasar.


LAPORAN PRAKTIKUM
Nutrisi Ternak Dasar
 






            Nama                                      : Erik Angga Saputra
            NPM                                       : E1C011025
            Prodi                                       : Peternakan
            Hari/Tanggal Praktikum        : Senin, 17 Desember 2012

            Dosen                                      : Drs.Yossi Fenita.Mp
            Co. Ass                                   : Sistanto
                                                               Puput Anggraini



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012



II.Abstrak
               Praktikum ini dilakukan bertujuan agar kita bisa mengetahui bagaimana kinerja dari pada nutrisiternak dasar itu terjadi dan kita bisa merasakan bagaimana melakukan penelitian  sendiri dengan cara melakukan praktikum.pratikum ini sangat bermanfaat bagi kita karena ini akan membantu kita nanti saat penelitian skripsi apabila mengambil judul nutrisi ternak, walaupun belum mengetahui secara keseluruhan tapi setidaknya kita pernah melakukanya secara seksama di labolatorium jurusan peternakan universitas bengkulu sehingga kita tidak kaget pada saat penelitian nantinya.
               Pratikum ini dilakukan dengan cara langsung di lab. Dengan melakukan  satu per satu pecboaan perkelompok sampai dengan selesai, dengan sampel kosentratdan yang di praktikum kan adalah Penetapan Kadar Air,Penetapan Kadar Abu,Penetapan Kadar Ekstrak Eter (Lemak Kasar), dan Serat Kasar.
                   Kegiatan ini memerlukan waktu yang tidak sedikit, selama satu minggu kami menjalankannya, dengan menggunakan beberapa metode yang nantinya akan mendapatkan hasil sebagai acuan pemberian pakan ternak yang sesuai dengan kebutuhan hewan ternak.

  


                                                                











III. Pendahuluan

               Pada Pelaksanaan praktikum ini yang di lakukan pada hari senin,17 Desember  sampai dengan hari jum’at,21 Desember 2012 . di Laboratorium  jurusan Peternakan UNIVERSITAS BENGKULU yang bertujuan untuk mengalisis suatu bahan atau sampel dengan cara menggunakan  suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi.  Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan atau bahan pangan terutama pada standar zat makanan yang seharusnya terkandung di dalamnya. Selain itu manfaat dari analisis proksimat adalah dasar untuk formulasi ransum dan bagian dari prosedur untuk uji kecernaan.
               Air adalah pelarut polar yang dapat melarutkan sebagian besar biomolekul, yang umumnya merupakan senyawa bermuatan atau polar. Air menyusun hingga 70% atau lebih berat dari kebanyakan organisme.         Air adalah senyawa yang paling berlimpah pada sistem kehidupan. Air murni pada tekanan 1 atm akan membeku atau meleleh pada suhu 0°C, dan mendidih atau mengembun pada suhu 100°C. Diantara pelarut-pelarut lainnya, air memiliki titik leleh, titik didih dan panas penguapan yang tertinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen yang menyebabkan kohesi internal yang kuat pada air cair. Ikatan hidrogen ini mudah terurai dan terbentuk kembali, sehingga panas yang diserap air tidak langsung digunakan untuk melepas molekul air menjadi gas, melainkan digunakan untuk memecahkan ikatan hidrogen antar molekul air, dan begitu pecah, ikatan ini dapat segera terbentuk kembali, Ikatan ini tidak akan terbentuk kembali saat suhu air telah mencapai titik didih, dan molekul air bergerak terlalu cepat (Anonim. 2010)
               Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu. Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. Penggilingan gandum, misalnya, apabila masih banyak lembaga dan endosperm maka kadar abu yang dihasilkannya tinggi. Banyaknya lembaga dan endosperm pada gandum menandakan proses pengolahan kurang baik karena masih banyak mengandung bahan pengotor yang menyebabkan hasil analisis kadar abu menjadi tidak murni. Kandungan abu juga dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan dan keaslian bahan yang digunakan. Kadar abu sebagai parameter nilai gizi, contohnya pada analisis kadar abu tidak larut asam yang cukup tinggi menunjukan adanya kontaminan atau bahan pengotor pada makanan tersebut. Penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengabuan cara langsung (cara kering) dan pengabuan cara tidak langsung (cara basah) (Fauzi.M.2006)
               Lemak adalah zat yang tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam khloroform, eter dan benzena. Lemak berfungsi sebagai pemasok energi bagi tubuh . Untuk itu di dalam menyusun pakan ternak kandungan lemak didalamnya juga perlu diperhatikan karena kandungan lemak yang terlalu tinggi/rendah dalam pakan dapat mempengaruhi kondisi ternak, status faali, status fisiologis dan produksi . Dengan mengetahui kandungan ternak dalam bahan pakan maka kita dapat menghitung sesuai dengan kebutuhan. Pakan ternak mengandung serat yang komposisinya bervariasi. Komposisi serat tersebut dapat ditentukan denganmenghidrolisis atau mengekstrak contoh dalam larutan asam dan basa panas.
               Serat kasar sangat penting dalam penilaian kualitas bahan makanan karena angka ini merupakan indeks dan menentukan nilai gizi makanan tersebut. Selain itu, kandungan serat kasar dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu proses pengolahan, misalnya proses penggilingan atau proses pemisahan antara kulit dan kotiledon, dengan demikian persentase serat dapat dipakai untuk menentukan kemurniaan bahan atau efisiensi suatu proses.Sedangkan serat makanan adalah bagian dari bahan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan. Serat makanan adalah serat yang tetap ada dalam kolon atau usus besar setelah proses pencernaan, baik yang berbentuk serat yang larut dalam air maupun yang tidak larut dalam air.















IV. Metode Praktikum

·         Penetapan Kadar Air           :

Alat dan Bahan           :
-          Cawan
-          Oven
-          Timbangan Analitik
-          Desikator
-          Tang penjepit
-          Sepatula
-          Kosentrat 2 gr


·         Prosedur Kerja            :

1.      cawan yang sudah berisi kosentrat sebanyak 2 gr di keringkan di dalam      oven selama 1 jam dengan suhu 105
2.      kemudian didinginkan di dalam desikator dengan tutup di lepas selama 1 jam
3.      sesudah dingin,meninbang dalam keadaan tertutup (x gram)
4.      menimbang kosentrat sebanyak 2 gram dalam cawan (Y gram) dan diKeringkan didalam oven pelngering dengan suhu 150 selama 8 jam
5.      kemudian mengdinginkan didalam desikator selama 1 jam dengan tutup di lepas.setelah dingin,tutup kembali penimbang,penimbang di ulangi 3 kali per jam sampai beratnya tetap.


·         Penetapan Kadar Abu          :

Alat dan Bahan           :
-          Silica Dick
-          Tanur
-          Timbangan Analitik Liatrik
-          Desikator
-          Tang penjepit
-          Spatula
-          Kosentrat




·         Prosedur Kerja            :

1.         Silika dick yang sudah bersih mengeiringkan  di dalam oven pada suhu 150selama 1 jam
2.         Kemudian mendinginkan di dalam desikator selama 1 jam. Selanjutnya menimbang  (X gram)
3.         Kedalam silika dick menimbang bungkil kacang kedelai kedelai sebanyak 2 gram (Y gram) dan di masukan kedalam tanur. Menyalakan tanur sampai 600 (seperti yang sudah di programkan)
4.         Menginginkan tanur, sehingga suhunya turun menjadi 120, kemudian mendinginkan didalam desikaor selama 1 jam
5.         Sesudah dinggin, kemudian menimbang sampel ( Z gram )

·         Penetapan Kadar Estrak Eter (Lemak Kasar) :

Alat dan Bahan           :
-          Soklet Sistim HT Ekxtraction unit Teractor  dan selongsongnya
-          Labu Penampung
-          Alat pendingin
-          penagas/waterbart
-          Timbangan Analitik
-          Spatula
-          Gelas Arloji
-          Kertas saring bebas lemak
-          Oven

·         Prosedur kerja             :
1.      menimbang kertas saring bebas lemak (a gram). Kemudian tambahkan sampel bungkil kacang kedelai sebanyak 2 gram (b gram ) dan kemudian membungkus dengan baik sehinga tidak ada ceceran sampel (seperti membungkus obat puyer)
2.      bungkusan  sampel di oven dengan suhu 150,selama 6 jam.
3.      setelah di oven,kemudian menimbang (dalam keadaan panas) dengan cepat (c gram),kemudian memasukam kedalam soklet,
4.      labu penampung.Alat Ektraksi dan alat pendinngin di pasang di letakan di atas pemanas air.kemudian memasukan perroluem benzen (pelarut lemak) melalui lubang pendingin sampai petroleum benzen seluruhnya turun dan masuk kedalam labu penampung. Kemudian mengisi lagi sampai setengah bagian dari alat ektraksi
5.      alirkan air pada labu pendingin, baru kemudian di inkuti dengan pemanasan labu penampung (penagas/watrbart)
6.      diekstraksi selama 16 jam(sampai petroleum benzen yang ada didalam alat ektraksi menjadi jernih/tidak berwarna.
7.      setelah diekstraksi, mengeluarkan sampel dan meletakan sampel di atas gelas arloji kemidan di angginkan sampai kering
8.      oven bungkusan tersebut dengan suhu 150 selama 6 jam
9.      setelah di oven kemudian ditimbang (dalam keadaan panas) dengan cepat (d gram)

·         Penetapan Kadar Serat Kasar         :
Alat dan Bahan :
-          beker glass 600 ml
-          saringan kain
-          Serat Gelas
-          alat penyaring buchner
-          desikator
-          tanur
-          pompa vacum
-          tang penjepit
-          Timbangan analitik listrik
-          gelas ukur 100 ml
-          corong gelas diameter 10 cm
-          bungkil kacang kedelai
·         REAGENTIA           :
-          H2SO4 1,25%
-          NaOH 1,25%
-          Aquades
-          Aceton
-          Etyl Alkohol 95%

·         Prosedur Kerja            :
1.      memasukan sampel kosentrat  kedalam beaker glass 600 ml ditambah 200 ml H2SO4 1,25% dan dipasang pada pemanas dan pendingin di alirkan,kemudian mendidihkan selama 30 menit.
2.      kemudian menyaring dengan kain saring dan memasukan kedalam beaker glass dengan mencuci kain saring
3.      mencuci beaker glass, hasil saringan beserta serat kasar (kalau di gunakan) memasukan kedalam beaker glass dan ditambah dengan NaOH 1,25% dan mendidihkan selama 30 menit.
4.      kemudian menyaring dengan mengunakan goock crucible yang sudah dilapisi dengan glasswool, selanjutnya mencuci dengan dengan bebrapa ml air panas dan kemudian dengan 15 ml etly alkohol 95%
5.      hasil saringan termasuk serat  gelas dalam goodh crucible diangikan sampai kering             kemudian dimasukan kedala alatb saring dengan suhu 205 selama satu malam, setelah             itu mendinginkan didalam desikator selama 1 jam,setelah dingin di timbang (Y gram) .     
6.      kemudian di abukan didalam tanur dengan suhu 600 selama 2 jam atau sampel berwarna putih (bebas karbon)
7.      mengeluarkan dan medinginkan beberapa menit sampai suhunya turun menjadi 120  kemudian mendiginkan didalam desikator selama 1 jam, setelah dinggim kemudian menimbang sampel ( Z gram )

























V. Hasil dan Pembahasan
·         Penetapan Kadar Air           :
Nama Sampel : Kosentrat Ayam


Pengamatan atau ulangan ke
I (kode 37)
II (kode 36)
Berat Cawan Timbang kosong kering (Xg)
22,2568 gr
16,6098 gr
berat cawan timbang+sampel (Yg)
22,2568 + 2,0045
16,6098 + 20,0313
berat cawan timbang+sampel kering (Zg)
24,0541
18,6411
Kadar air (%)
11,52 %
10,76 %

·         Penyelesaian   :
Sampel 1 (kode 37)     :                                               Sampel 2 (kode 36)
            Rumus                  
                                                                                     
                                                                              
                                                                           
                                                                                         

               Bahan yang di gunakan dalam percobaan ini adalah Kosentrat sebanyak untuk sampel pertama 2,0045 gr dan sampel kedua adalah 20,0313 gr. Seharusnya dipenuntun percobaan ini di lakukan sebanyak 3 kali tapi dalam praktikum ini kami lakukan 4 kali percobaan karena percobaan 1, 2, dan 3 perhitunganya tidak konstan seharusnya setiap penimbangan menurun ini malah nilai yang di dapat naik turun makanya didapat kan solusi kami harus mengulang  sebanyak 4 kali. Hal ini mungkin di sebabkan oleh karena dalam waktu praktikum kami terlalu lama membuka desikator sehingga udara dan oksigen banyak masuk kedalam desikator dan diserap oleh sampel yang kami gunakan makanya hasil yang kami dapat selalu berbeda beda. yaitu pada sampel pertama kode 37 didapat hasil 11,52 % dan pada sampel ke dua kode 36mendapatkan hasil 10,76 % .



·         Penetapan Kadar Abu                      :
Nama Sampel : Kosentrat Ayam


Pengamatan atau ulangan ke
I (kode 30)
II (kode 24)
Berat Cawan Timbang kosong kering (Xg)
18,6509 gr
17,7545 gr
berat cawan timbang+sampel (Yg)
18,6509 + 2,1592
17,7545 + 2,0601
berat cawan timbang+sampel kering (Zg)
18,9553
18,0519
Kadar air (%)
14,43 %
14,09 %

·         Penyelesaian   :
Rumus =cawan setelah dibakar - cawan kosong      X 100 %
                           Berat Sampel
Untuk sampel 1 kode 30           :
Kadar Abu = 18,9553 – 18,6509   X 100%
       2,1592
               = 0,1409  X 100 %
                   = 14,09 %

Untuk sampel 2 kode 24           :
Kadar abu = 18,0519 – 17,7545 X 100%
                     2,0601
               = 2,2974X 100 %
               2,0601
   = 14,43 %

               Dalam percobaan ini masih di gunakan sampel kosentrat ayam pada sampel 1 sebanyak  2,0059 gr dan pada sampel ke 2 sebanyak 2,0601 gr  untuk percobaan yang ini tidak mengalami kesalahan perhitungan waaupun percobaan ini di lakukan daam waktu yang lama hasi akhir dalam pratikum ini adalah untuk sampel pertama kode 30 yaitu 14,09 % dan untuk sampe kedua kode 24 yaitu 14,43 %.



·         Penetapan Kadar Estrak Eter (Lemak Kasar)
Nama sampel : Kosentrat Ayam


Pengamatan / ulangan ke
I
II
Berat kertas saring (a gram)
0,5845
0,5706
Berat kertas saring+sampe (b gr)
2,0236 + 0,5845
2,0106 + 0,5706
Berat kertas +sampe oven (c gr)
2,3054
2,3167
Berat kertas sarin+sampel oven ektraksi (d gr)
2,2264
2,1848
Kadar lemak (EE)
3,9 %
6,5 %

Dalam percobaan ini menggunakan rumus  : EE
Dalam percobaan 1 (satu):
Kadar Lemak Kasar EE
                                      
                                      
                                         =  3,9 %

Dalam percobaan ke 2(dua):
Kadar Lemak Kasar EE
                                      
                                      
                                         =  6,5 %

               Pada percobaan di atas yang telah dilakukan dengan sampel yang sama yaitu Kosentrat Ayam sampel satu sebanyak 0,5845 gr dan sampel yang ke dua sebanyak 0,5706 g, Dalam pratikum ini ada sedikit kendala bagi kami karena mati lampu sekitar 5 menit pada hari pertama dan kedua namun hal ini tidak masalah namun membuat kami menghabiskan waktu lebih lama prakikum ini di lakukan selama 16 jam dalam kurung watu 2 hari kami melakukan percobaan I ni baru dapat menghasilakan angka ahir (hasil akhir ) data yang didapat adalah pada sampel pertama 3,9 % dan pada sampel ke dua 6,5 % .


·         Penetapan Kadar Serat Kasar :
Nama Sampel : Kosentrat Ayam


Pengamatan atau ulangan ke
I
II
Berat  sampel (Xg)
2,0041
2,0251
berat penyaring + resdu kering (Yg)
30,1257
30,3328
berat penyaring + abu(Zg)
30,0323
30,2377
Kadar serat kasar   (SK)  %
4,6 %
4,6 %

Untuk Sampel  1 :
Rumus      :
Kadar Serat Kasar     
                     
                          
                          
                              = 4,6 %
Untuk Sampel 2  :
Kadar Serat Kasar
              
                          
                          
                                   = 4,6 %

               Dalam percobaan terakhir ini masih di gunakan sampel kosentrat ayam pada sampel 1 sebanyak  2,0041gr dan pada sampel ke 2 sebanyak 2,0251gr  untuk percobaan yang terakhir ini tidak mengalami kesalahan perhitungan waaupun percobaan ini di lakukan daam waktu yang lama hasi akhir dalam pratikum ini adalah untuk sampel pertama yaitu 4,6 % dan untuk sampel kedua yaitu 4,6 %  jadi dapat kami simpulkan bahwa data yang kami peroleh adalah konstan.


IV. Penutup
·         Kesimpulan    :
               Dari pratikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
Penetapan kadar abu :
Dapat di simpulkan bahwa percobaan ini di katakan kurang sukses karena yang seharusnya kami melakukan percobaan sebanyak 3 kali ini di lakukan sebanyak 4 kali karena pada saat penimbangan kami kurang hati hati dalam membuka desikator sehingga desikator telalu lama terbuka dan air atau oksigen banyak masuk kedalam sampel pecobaan kami ini menyebabkan perhitungan kami banyhak yang error yang seharusnya perhitungan kami turun ini malah naik turun dan pada percobaan ke 4 kami mendapatkan data yaitu pada sampel pertama 11,52 % dan pada sampel kedua yaitu 10,76 %.
Penetapan kadar abu data:
Percoban kedua pada penetapan kadar abu pada sampel 1 dan 2  adalah 2,1592& 2,0601 setelah di percobaan di dalam tanur dengan suhu 600 sampai dengan suhu  dan setelah di lakukan perhitungan hasil akhir yang didapat adalah 14,43 % dan untuk sampel dua adalah 14,09 %.
Penetapan kadar estrak eter (lemak kasar)
Pecobaan ke tiga penetapan kadar estrak eter (lemak kasar) didapatkan hasilakhir 3,9% untuk sampel dua 6,5 %.  percobaan ini memerlukan waktu yang lebih karena pada saat pecobaan di lakukan ada insiden mati lampu sekita 5 menit sehinga percobaan yang kami lakukan di ulang hingga tetes pertama lagi.
Penetapan kadar serat kasar  :
Pada percobaan yang terakhir penetapan kadar serat kasar dari hasil penimbangan pertama 2,0041gr untuk sampel 1 & 2,0251 untuk sampel dua. Dalam percobaan ini sampel di larutkan dengan H2SO4 dan NaOH data yang di dapat setelah di lakukan uji coba dan sudah di hitung secara manual dengan mengunakan rumus yang telah di tentukan adalah 4,6% untuk sampel satu & 4,6% untuk sampel dua dan dapat disimpulkan pada perbcobaan yang terakhir yaitu konstan.
·         Saran
   Alangkah baiknya bila waktu yang telah diberikan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar data yang diperoleh akurat/konstan.



VII.Daftar Pustaka    

   Anonim. 2010. Water Altitude Bioling Point Calculator.                 
   Fauzi M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Jember: FTP UNEJ

           



Tidak ada komentar: