Senin, 28 Mei 2012

Laporan Praktikum Biokimia - Identifikasi Karbohidrat



 LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA



Nama                         : ERIK ANGGA SAPUTRA
NPM                           : E1C0111025
Prodi                          : Peternakan
Judul                          : Identifikasi Karbohidrat
Hari/Tanggal               : Selasa, 14 Mei 2012, 14.00-15.40
Nama Coass             : 1. Sukriyanto
  2. Sri Maryati Lubis
Kelompok                 : 1 ( satu )


LABORATURIUM T.I.P
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karena ia adalah sumber  energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya. 
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. selian itu, ia juga disusn oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu  membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon. Karbohidrat, berdasarkan massa, merupakan kelas biomolekul yang paling melimpah di alam. Rumus empiris karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: Cm(H2O)n atau (CH2O). Tetapi ada juga karbohidrat yang mempunyai rumus empiris tidak seperti rumus diatas, yaitu deoksiribosa, deoksiheksosa dan lain- lain Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen (O). Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1 seperti halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat. Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom karbon), serta pentosa (5-atom karbon), dan polimernya memegang perana penting dalamilmugizi. 

Lebih lazimnya dikenal sebagai gula.
karbohidrat merupakan produk akhir utama penggabungan fotosintetik dari karbon anorganik (CO2) ke dalam zat hidup. Karbohidrat bertindak sebagai sumber karbon untuk sintesis biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan polimerik dari energi. Karbohidrat juga dapat didefinisan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya. Suatu karbohidtrat merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu atom karbon terminal, dan suatu keton (=C=O) jika olsigen karbonil berikatan sengan suatu karbon terminal. Dalam alam, karbohidrat terdapat dalam monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. 
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi 
C6H12O6 ——> 2C2H5OH + 2CO2 + energi Beberapa turunan karbohidrat yang penting adalah glulosa, fruktosa dan Deosiribosa. Glukosa disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur, gula darah karena terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang polarisasi kekanan. Glukosa merupakan monomer dari polisakarida terpenting yaitu amilum, selulosa dan glikogen. Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak. terdapat pada hidrolisis amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Biomolekul karbohidrat merupakan golongan utama bahan organik, dan ditemukan pada semua bagian sel, terutama pada sel tumbuhan. Sel tumbuhan paling banyak mengandung karbohidrat, 50-80% bobot kering sel yaitu karbohidrat selulosa. Karbohidrat juga merupakan komponen gizi utama bahan makanan yang berenergi lebih tinggi dari biomolekul lain. Satu makromolekul karbohidrat adalah satu polimer alam yang dibangun oleh monomer polisakarida. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya mengubah karbohirat (glukosa) menjadi alkohol dan karbondioksida untuk menghasilkan energi. (Hawab, HM. 2004).
Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum (CH2O)n. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisa karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama :
1.      Monosakarida
Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2.      Disakarida
Senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3.      Glikosida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula dan molekul non gula.
4.      Polisakarida
Semua jenis karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan berwarna merah. Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur (Fessenden 1986).
Warna merah akan tampak pada bidang batas antara campuran karbohidrat dengan α naphtol dan asam sulfat pekat. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dan dikenal sebagai uji Molish (Fessenden  1986).
Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang tersusun dari satu molekul gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida dibedakan menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang kan menurut jumlah atomnya dibedakan menjadi : triosa , tetrosa, dll. Monosakarida yang mengandung gugus aldehid dan gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti : ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada reaksi ini gula direduksi pada gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi reduksi. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mareduksi. Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif. (Poedjiyadi, Anna :2006)
Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis, sehingga disebut dengan "gula". Rasa manis ini disebabkan karena gugus hidroksilnya,. Sedangkan Polisakarida tidak terasa manis karena molekulnya yang terlalu besar tidak dapat dirasa oleh indera pengecap dalam lidah (Sumardjo Damin. 2006). 




















BAB III
METEDELOGI

3.1 Alat Dan Bahan
Bahan  :
Ø  Glokosa
Ø  Sukrosa
Ø  Madu Labah
Ø  Tepung Beras
Ø  Amilum
Ø  Tepung Terigu
Ø  Larutan Feling
Ø  Larutan Benedict
Ø  HCL 3 molar
Ø  NaOH 3 molar
Ø  Larutas Molich
Alat     :
Ø  Tabung Reaksi
Ø  Corong
Ø  Penjepit Tabung Reaksi
Ø  Gelas Ukur 50 ml
Ø  Gelas Ukur 25 ml
Ø  Erlemeyer
Ø  Botol Seprot
Ø  Kompor Listrik
Ø  Pipet Tetes
3.2 Cara Kerja
·         Uji Molish
-          Memasukkan 3 ml larutan kedalam tabung & 2 tetes pereaksi molish
-          Menambahkan perlahan lahan melalui dinding tabung reaksi sebanyak 3ml asam sulfat pekat.
-          Jika sampul mengendung karbohidrat maka terbentuk cincin berwarna merah pada permukaan lapisan bawah. Warna merah akan segera berubah & larutan menjadi berwarna ungu tua. Setelah didiamkan selama 2 menit encerkan campuran tersebut dengan 5ml air. Jika didalam campuran terdapat karbohidrat maka akan terjadi endapan berwarna ungu.

·         Uji Feling
-          Mencampurkan 2 tetes (0,05) gram sampel dengan 2-3 ml larutan feling.
-          Memanaskan dengan penanggas air selama 2-3 menit.
-          Amati endapan yang terjadi.
-          Uji gula pereduksi dapat dilakukan dengan meneteskan pereaksi feling panas, pada larutan karbohidrat yang mendidih, jika terdapat gula pereduksi, warna biru pada pereaksi feling akan hilang & endapan merah atau kuning dari akan CU2 berbentuk.
·         Uji Benedict
-          Mencampurkan sampai homogen 5ml pereaksi benedict dengan 0,4ml
-          Mendidihkan selama 2 menit & dibiarkan menjadi dingin
-          Jika didalam sampel tidak terdapat gula pereduksi, larutan jernih, tetapi jika terdapat gula pereduksi, akan terbentuk endapan Cu2O
·         Uji Hidrolisa Sukrosa
-          Memasukkan larutan 0.5 gram sukrosa kedalam 6 ml air & masukkan larutan kedalam 3 buah tabung reaksi (Kurang lebih 2ml)
-          Tabung reaksi 1 ditamabah larutan HCL 3 M. Tabung reaksi 2 dam 3 ditambah 2 ml air
-          Meletakkan tabung reaksi 1dan 2 diatas penangas air selama 5 menit dan dinginkan sampai suhu kamar. Tabung reaksi ke 3 dibiarkan pada suhu kamar
-          Menambahkan 3 ml NaOH 3 M pada tabung 1
-          Menabahkan 3 air pada tabung 2 dan 3
-          Setiap tabung di bagi menjadi dua bagian yang sama (terdapat tabung 1A,1B,2A,2B,3A dan 3B)
-          Tabung label A ditambah dengan preaksi benedict, sedangkan tabung label B ditambah preaksi seliwanoff
-          Meletakan semua tabung reaksi diatas pengangas  air selam 5 menit, amati dan catat fakta yang diperoleh
·         Uji Hidrolisa Pati
-          Memasukan larutan pati (masing masing 2 ml) kedalam 3 tabung reaksi (beri lebel 1 2 dan 3)
-          Tabung reaksi 1 ditambah dengan 2 ml larutan HCL 3 M. Tabung reaksi 2 dan 3 ditambah dengan 2 ml air
-          Meletakan tabung reaksi 1 dan 2 di atas pengangas air selama 5 menit, dan didinginkan sampai suhu kamar. Tabung reaksi 3 biarkan pada suhu kamar.
-          Menambahkan 3 ml larutan NaOH 3 M pada tabung 1. Tambahan 3 ml air pada tabung 2 dan 3. Lakukan uji iodine terhadap ketiga tabung reaksi
-          Memasukan 5 ml preaksi i2O3      pada ketiga larutan dalam tabung reaksi dan amati fakta yang terjadi.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Pengenalan Karbohidrat
No
Nama Bahan
Warna yang Terbentuk
Uji Molish
1
Glukosa
                                 Hitam
2
Fruktosa
                                 Hitam
3
Sukrosa
                                 Hitam
4
Madu Lebah
                                 Coklat Tua
5
Susu
                                 Ungu
6
Tepung Meizena
                                 Coklat Tua
7
Tepung Beras
                                 Hitam
8
Tepung Terigu
                                 Ungu
9
Amilum
                                 Merah Muda

4.2 Uji Pengenalan Monosakarida
No
Nama Bahan
Warna yang Terbentuk
Benedict
Fehling
1
Glukosa
Jernih (tidak ada endapan)
Biru Muda
2
Fruktosa
Jernih (tidak ada endapan)
Biru Muda
3
Sukrosa
Jernih (tidak ada endapan)
Biru Muda
4
Madu Lebah
Biru Kehijauan
Putih
5
Susu
Biru Pekat
Biru Pekat
6
Tepung Meizena
Biru Pekat
Biru Muda
7
Tepung Beras
Biru Pekat (endapan)
Biru Muda
8
Tepung Terigu
Biru Pekat (endapan)
Biru Muda

4.3 Uji Pengenalan Disakarida Dan Polisakarida
            4.3.1 Hidrolisis Sukrosa
Nama Bahan
Hasil Pengamatan
Tabung Reaksi 1
Tabung Reaksi 2
Tabung Reaksi 3
Sukrosa
Berwarna jernih (tidak ada endapan)
Berwarna Biru(tidak ada endapan)
Berwarna Biru Pekat (tidak ada endapan)

            4.3.2 Hidrolisis Pati
Nama Bahan
Hasil Pengamatan
Tabung Reaksi 1
Tabung Reaksi 2
Tabung Reaksi 3
Pati
Berwarna Biru Tua
 (ada endapan)
Berwarna Biru Muda (ada endapan)
Berwarna Biru Muda (ada endapan)
4.4 Pembahasan
            Pada praktikum indentifikasi yang telah dilakukan maka :
            Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Uji tersebut bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walalupun hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Warna ungu kemerah-merahan menyatakan reaksi positif, sedangkan warna hijau adalah negatif. Glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati termasuk senyawa karbohidrat yang seluruhnya menghasilkan cincin ungu kecoklatan pada reaksinya dengan pereaksi Molisch.
Pada uji fehling aldehid mereduksi laruTan  fehling menghasilkan endapan Cu2O, yang berwarna kuning atau merah.
            Uji Benedict didasari oleh larutan tembaga alkalis yang akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dengan membentuk kuprooksida yang berwarna. Gula pereduksi beraksi dengan pereaksi menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Pada gula pereduksi terdapat gugus aldehida dan OH laktol. Gugus OH laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama yang menentukan karbohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan.
            Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict
             Pada pati, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan













BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
·         Karbohidrat dapat diidentifikasi oleh  pereaksi molisch.
·         Pada uji fehling aldehid mereduksi larulan  fehling menghasilkan endapan Cu2O, yang berwarna kuning atau merah.
·         Uji benedict positif terhadap glukosa, fruktosa, Sukrosa.
·         Pada Sukrosa setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict
·          Pada pati, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.


5.2 Saran
            Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan harus bisa memanfaatkan waktu yang telah ditentuka, agar data yang diperoleh lebih akurat.










DAFTAR PUSTAKA

Hawab, HM. 2004.Pengantar Biokimia.Jakarta : Bayu Media Publishing.

Feseenden dan Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Binarupa Aksara
Poedjiyadi, Anna dkk. 2006.Dasar-DasarBiokimia.Jakarta : UI-Press

Sumardjo Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran.        
                            Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC
Anonim.http://jejaringkimia.blogspot.com/2009/06/analisa-kualitatif-
            karbohidrat.html/diakses pada 27 Mei 2012 jam 22:18 WIB.